Ade Yasin Mengaku tak Korupsi, KPK: Bantahan Tersangka Hal Yang Lumrah

    0
    1

    Indoissue.com- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menanggapi santai bantahan yang disampaikan Bupati Bogor, Ade Yasin setelah ditetapkan sebagai tersangka pidana rasuah. Ade Yasin mengaku tidak pernah memerintahkan anak buahnya untuk menyuap Tim Pemeriksa Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Jawa Barat.

    “Bantahan tersangka hal lumrah dan umum disampaikan. Itu hak yang bersangkutan,” kata Plt Juru Bicara KPK, Ali Fikri di Jakarta, Jumat (29/4/2022).

    Dia mengatakan, KPK telah mengantongi berbagai bukti yang kuat dan cukup menurut ketentuan hukum dalam menaikkan proses penyidikan dugaan tindak pidana korupsi perkara ini. Ade Yasin telah ditetapkan sebagai tersangka suap pengurusan laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2021.

    “Kami berharap kepada para tersangka dan pihak-pihak yang nantinya dipanggil KPK agar kooperatif menerangkan apa adanya dihadapan tim penyidik,” katanya.

    Seperti diketahui, usai ditetapkan sebagai tersangka, Ade Yasin juga mengaku dipaksa bertanggung jawab atas perbuatan anak buahnya terkait dugaan suap pengurusan laporan keuangan Pemkab Bogor. Dia mengatakan, suap kepada BPK merupakan inisiatif dari anak buahnya.

    “Itu ada inisiatif dari mereka, jadi ini namanya IMB ya, inisiatif membawa bencana. Sebagai pemimpin saya harus siap bertanggung jawab,” katanya.

    Sebelumnya, KPK telah menetapkan delapan tersangka termasuk Ade Yasin dalam perkara ini. Tiga tersangka pemberi suap lainnya yakni Sekretaris Dinas PUPR, Maulana Adam; Kasubid Kas Daerah BPKAD, Ihsan Ayatullah dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada Dinas PUPR, Rizki Taufik.

    Sedangkan tersangka penerima suap yakni sejumlah pegawai BPK Jawa Barat seperti Kasub Auditorat Jabar III / Pengendali Teknis, Anthon Merdiansyah; Ketua Tim Audit Interim Kabupaten Bogor, Arko Mulawan dan dja orang pemeriksa, Hendra Nur Rahmatullah Karwita dan Gerri Ginajar Trie Rahmatullah.

    Mereka ditetapkan sebagai tersangka setelah terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK. Dalam operasi senyap itu, KPK juga mengamankan bukti uang dalam pecahan rupiah dengan total Rp 1,024 miliar, terdiri dari uang tunai sebesar Rp 570 juta dan uang yang ada pada rekening bank dengan jumlah sekitar Rp 454 juta.

    Kirim Komentar

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini