Indoissue.com – Keamanan wilayah teritorial laut Indonesia pada wilayah Natuan mulai terancam ungkap Sekretaris Utama (Sestama) Badan Keamanan Laut (Bakamla) Indonesia, Laksamana Muda S. Irawan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi I DPR RI.
Saat RDP meski hubungan diplomatik Indonesia dan China sangat baik namun kondisi dilaut Natuna Utara hingga kini masih bersitegang dengan negara China dan Indonesia kekurangan armada untuk menjaga wilayah kedaulatan Indonesia.
Pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Bakamla dengan Komisi 1 DPR Bakamla melaporkan sejumlah kesiapan Bakamla untuk mengahadapi sejumlah tantangan terkait kedaulatan NKRI di Natuna.
“Di Laut Natuna Utara yang menjadi ajang kontestasi overlapping klaim dengan Vietnam yang ditambah dengan dengan kehadiran Coast Guard China,” paparnya.
Selain mengabarkan beban berat yang dipikul lembaganya, Bakamla juga melaporkan kabar buruk bagi para anggota dewan komisi 1 DPR bahwa bahan bakar bakamla sudah tidak ada.
“Nah ini mohon sebagai gambaran ataupun sebagai nantinya mohon bantuan dari yang terhormat komisi I ini dan sampai saat ini pun bahan bakar kita tidak ada,” ujarnya.
Saat tidak ada bahan bakar, Bakamla dibantu oleh TNI Angkatan Laut dalam menjaga wilayah dengan patroli yang juga memiliki keterbatasan bahan bakar.
Kondisi yang dialami oleh Bakamla harus menjadi perhatian bersama dan diwaspadai agar wilayah kedaulatan Indonesia selalu terjaga.
“Nah ini harus kita waspadai bersama,” ulas Sestama Bakamla, S. Irawan.
Kondisi keamanan yang menganggu Indonesia juga diperingatkan oleh Australia soal kehadiran kapal mata-mata China.(PR)