Indoissue.com – Mendengar kabar server Badan Intelijen Negara diretas oleh hacker China Grup Mustang Panda, langsung teringat kisah BIN menyusup ke Taliban. Bisakah itu diretas? Benarkah BIN pandai menyerang Taliban dan kelompok pemberontak di negara lain?
Deputi VII BIN Wawan Hari Purwanto awal bulan ini mengatakan bahwa penyusupan Taliban telah berhasil mencegah perang Afghanistan menyebar ke Indonesia. Ini tentu pekerjaan dan kinerja BIN yang sangat luar biasa.
Sebab, infiltrasi Taliban tidak sederhana. Tidak ada badan rahasia negara besar yang bisa bertahan di lingkungan Taliban. Rusia, pergi. Amerika Serikat, hengkang. Inggris dan Prancis, tidak pernah bisa.
Hanya BIN yang mampu menjalankan tugas berat menyusup ke Taliban. Patut dihargai.
Sayangnya, legenda infiltrasi Taliban kini telah ternoda oleh peretasan server BIN yang dilakukan hacker China.
Sangat tidak logis. Dan, mungkin karena absurditas inilah Pak Wawan kemudian membantah bahwa server BIN telah diretas. Sepertinya beliau tak rela jika disebut ada hacker China yang menyusup ke BIN.
Wawan mengatakan: “Sejauh ini server BIN masih dalam kondisi aman dan terkendali dan tidak terjadi ‘hack’, serta rumor bahwa server BIN telah diretas oleh hacker dari China.”
Wakil Menteri VII ingin meyakinkan masyarakat bahwa infrastruktur digital BIN kuat. Jadi, jika suatu hari Anda mendengar bahwa server Departemen Pertahanan AS, Departemen Luar Negeri AS, Departemen Keuangan AS, Departemen Perdagangan AS, dll. diretas oleh peretas asing, apa artinya? Ketahanan siber di Amerika Serikat sangat lemah.
Pak Wawan Purwanto mengatakan: “Hingga saat ini, server BIN masih dalam kondisi aman terkendali dan tidak terjadi ‘hack’ sebagaimana isu yang beredar bahwa server BIN diretas hacker asal China.”
Bantahan Pak Wawan terhadap peretas China yang membobol server BIN diyakini sebagai upaya standar untuk menjaga kredibilitas.
Namun, apa yang dipahami publik saat ini adalah bahwa “BIN telah menyusup ke Taliban, peretas China telah menyusup ke BIN”. (RM)