Indoissue – Seorang pemilik akun Twitter @fchkautsar mengaku menerima ancaman kekerasan hingga upaya peretasan setelah ngetweet ‘Polisi se-Indonesia bisa diganti satpam BCA aja gaksih’ (13/10/2021).
Polisi se-Indonesia bisa diganti satpam BCA aja gaksih
— Fachrial Kautsar (@fchkautsar) October 13, 2021
Kicauan itu menjadi perbicangan dan pemberitaan berbagai media. Dan keyword “Satpam BCA” menjadi trending topik di Twitter.

Gara-gara kicauan itu, ia mengaku mendapatkan ancaman bukan di Twitter, melainkan melalui direct message atau DM di akun Instagramnya. Banyak akun yang mengancamnya anonim, tapi ada juga yang memiliki foto profil berseragam polisi.Fachrial mengaku mendapatkan pesan DM sekitar 150-an.
“Total ada 150-an akun yang DM saya,” kata Fachrial (16/10/2021.
Berbagai bentuk ancaman diunggah Fachrial diakun Twitternya, diantaranya dirinya sudah menjadi target di jalan, akan mematahkan leher, mengajak baku hantam, dan lain sebagainya. Selain itu, banyak juga yang memaki Fachrial di kolom komentar.
From this to this bgt gak tuh?
Gimana min @txtdrberseragam @PolJokesID pic.twitter.com/gBMjJ2lluX
— Fachrial Kautsar (@fchkautsar) October 15, 2021
Banyaknya serangan kepada akun Instagramnya, akhirnya Fachrial mengunci sementara akunnya tersebut.
Yap sesuai dugaan, pagi ini dateng pasukan ke kolom komen dan dm. Ada yang pake akun asli, tapi banyak juga anonim.
Akun IG sudah saya gembok dulu sesuai saran beberapa temen😊 pic.twitter.com/QRaJPis7Ke
— Fachrial Kautsar (@fchkautsar) October 16, 2021
Fachrial mengaku bahwa cuitannya itu tidak bermaksud mendiskreditkan instansi tertentu. Apalagi, kata Fachrial, dirinya juga tak menyebut nama Polri melainkan ‘Polisi se-Indonesia’. Dia mengaku menuliskan kalimat tersebut sesaat sebelum tidur.
“Benar-benar murni unek-unek biasa saja,” kata Fachrial.
Seperti pengakuannya kepada Tempo, Fachrul mengatakan hal tersebut adalah unek-unek dan juga dibuat bukan berasal dari pengalaman buruk Fachrial berurusan dengan polisi. Hanya saja, selama dua pekan sebelumnya banyak isu dan kritik terhadap anggota kepolisian. Mulai dari penyelidikan kasus pemerkosaan di Luwu Timur, hingga insiden polisi banting mahasiswa di Tangerang.