Indoissue.com – Munculnya beberapa mural yang dikritik menjadi tanda pemerintah mulai kehilangan kepercayaan masyarakat. Apalagi, mural lebih sering muncul saat gambar dihapus oleh pihak berwenang.
Aktivis Petisi ’28, Haris Rusli Moty, bahkan menyebut aksi para seniman mural itu berhasil mengalahkan arogansi dan kebodohan pendengung atau BuzzeRP istana.
“Kredibilitas pemerintahan Joko Widodo dan Lord Luhut Binsar Pandjaitan telah direduksi oleh seniman mural dan pegiat grafiti,” katanya.
Menurutnya, isi lukisan di dinding tersebut mengandung pesan moral yang sangat cerdas. Ini berbeda dengan konten bodoh yang dilakukan buzzer berbayar.
Haris Rusli Moty menjelaskan, pesan mural tersebut terinspirasi dari tembok ratapan di Yerusalem. Bahkan pengaruh tembok ratapan menyebar ke dunia maya.
Seperti wall Facebook, Twitter dan sebagainya.“Begitulah perjuangan seniman mural. Sebelumnya mereka menulis dan menggambar di dinding Facebook dan sebagainya. Sekarang di tembok jalan,” pungkasnya. (RM)