Indoissue.com – Dalam mengelola sebuah proyek rencana menjadi variabel utama dalam menentukan keberhasilan.
Sebagaimana contoh kurang matangnya rencana membuat proyek kereta cepat Jakarta-Bandung alami pembengkakkan biaya.
Menanggapi hal tersebut Anggota Komisi V DPR dari PKS, Suryadi Jaya Purnama, juga menyebut biaya membangun Ibu Kota Negara (IKN) bisa melonjak berkali-kali lipat dari prediksi awal.
“Angka Rp 490 triliun barulah hitungan kebutuhan pemerintah, namun dalam realisasinya bisa menjadi 2-3 kali lipat,” ujar Suryadi.
Lebih lanjut Suryadi mencontohkan soal kereta cepat yang naik berkali-kali lipat.
“Contohnya dalam proyek kereta cepat Bandung-Jakarta yang pada perhitungan awalnya hanya Rp 60 triliun namun kini realisasinya mencapai lebih dari Rp 100 triliun,” kata Suryadi, pada Sabtu (9/10/2021).
Pada Agustus 2019 lalu, Presiden Jokowi mengatakan pemindahan ibu kota akan menelan biaya hingga Rp 466 triliun dengan 19 persen berasal dari APBN.
Suryadi menilai Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara bukan sebagai agenda mendesak.
Terutama di tengah kondisi perekonomian Indonesia yang belum stabil akibat pandemi Covid-19.
Dalam pembahasan internal pemerintah, pemerataan pembangunan menjadi salah satu alasan untuk memindahkan ibu kota,
Namun Suryadi menyatakan bahwa naskah akademik tersebut tersebut seharusnya dapat dipelajari terlebih dahulu oleh publik.
“Semua masyarakat tentu ingin mengetahui apa permasalahan di Jakarta?” katanya.
Ia menyatakan bahwa Fraksi PKS juga sudah mengkaji dan mendalami isu tersebut.
Menurut dia, Fraksi PKS belum melihat adanya prioritas dan kepentingan untuk memindahkan ibu kota.
Dalam kondisi saat ini, menurut dia, pemulihan sektor ekonomi dan kesehatan seharusnya menjadi agenda prioritas, bukan yang lain.
Senada dengan anggota DPR PKS, anggota DPR dari Kalimantan Timur dari fraksi Demokrat juga menyebut pembangunan IKN juga kurang melibatkan stackholder Kaltim secara menyeluruh.
“Untuk membangun IKN juga membutuhkan peran masyarakat lokal dan tokoh-tokoh masyarakat kaltim,” ujar Irwan dalam Podcast @FPD_DPR.