Jadi Pembicara Kunci di Balairung Dialogue, Menko AHY Tekankan Pentingnya Pembangunan Inklusif dan Berkelanjutan

Indoissue.com – Sebelum bertolak kembali ke lokasi bencana di Aceh, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menjadi Pembicara Kunci dalam Balairung Dialogue 2025 yang diselenggarakan oleh ILUNI UI dan IKASTARA, Rabu (9/12/2025). Forum yang mengusung tema “Dari Infrastruktur ke Inklusivitas: Jalan Menuju Ekonomi 8%” ini menjadi ruang strategis untuk membahas arah pembangunan nasional yang lebih inklusif, merata, dan berkeadilan.

Menko AHY mengawali paparannya dengan memberikan dukungan dan doa terhadap korban terdampak bencana banjir dan longsor Sumatera 2025. Mulai dari korban jiwa dan korban yang masih hilang, kerusakan infrastruktur, lumpuhnya ekonomi lokal, krisis kemanusiaan, hingga trauma sosial dan psikologis yang mendalam.

Ia menjelaskan tantangan alam yang dihadapi Indonesia, terutama fenomena krisis iklim dan pemanasan global yang kini dampaknya semakin nyata. Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat menjadi contoh terbaru dari wilayah yang terdampak parah. Kondisi ini, menurut Menko AHY, membutuhkan sinergi dan kolaborasi seluruh elemen bangsa.

“Sebelum masuk ke inklusivitas sesuai tema besar ini, izinkan saya menekankan pentingnya segera dilakukan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana. Ketika tanggap darurat dapat dituntaskan, maka tugas kita berikutnya adalah membangun kembali. Tetapi jangan hanya membangun kembali—bangun lebih baik, bangun lebih kuat, lebih beresilien, dan lebih berkelanjutan,” ujar Menko AHY.

Ia menekankan bahwa pembangunan infrastruktur tidak hanya bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menghadirkan keadilan dan pemerataan di seluruh wilayah. Paradigma pembangunan, katanya, bukan lagi sekadar membangun lebih banyak, melainkan membangun lebih baik dan tepat sasaran sehingga manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat.

Lebih lanjut, Menko AHY menegaskan bahwa pembangunan harus pro-environment dan sesuai tata ruang. Pembangunan ekonomi, menurutnya, tidak boleh mengorbankan kelestarian lingkungan.

Pada kesempatan tersebut, Menko AHY juga menjelaskan peran penting Kemenko Infrastruktur dalam mengoordinasikan perencanaan dan implementasi pembangunan lintas sektor agar lebih terintegrasi dan tepat sasaran, dengan tujuan akhir meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

“Infrastruktur sebagai fondasi yang kuat, inklusivitas sebagai multiplier-nya, dan insya Allah pertumbuhan 8% bisa kita capai dengan pembangunan yang berkeadilan, merata, produktif, dan berkelanjutan untuk bumi kita,” lanjut Menko AHY.

Menko AHY menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi 8% bukanlah ambisi kosong, melainkan target realistis bila pembangunan dijalankan dengan tiga prinsip utama: yakni pertama equitable – berkeadilan kewilayahan, kedua productive – investasi diarahkan untuk meningkatkan kapasitas industri, pertanian, energi, inovasi, dan kualitas SDM, serta ketiga sustainable – pembangunan yang tahan terhadap perubahan iklim, risiko bencana, serta menjaga keberlanjutan fiskal dan lingkungan.

“Saya ingin menjadi bagian dari orkestrasi pembangunan nasional. Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan memiliki tugas pokok untuk mengoordinasikan berbagai elemen yang bertanggung jawab membangun infrastruktur dasar, konektivitas antarwilayah, meningkatkan ketahanan pangan, energi, dan air bersih, sekaligus meningkatkan kualitas hidup melalui sektor pendidikan, kesehatan, dan perumahan rakyat,” tutur Menko AHY usai acara ketika memberikan keterangan ke awak media.

Ketua IKASTARA, Mohamad Fachri, berharap forum ini dapat membangun optimisme terhadap pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan, layak secara finansial, dan disosialisasikan dengan baik kepada masyarakat.

“Kita harus optimis melihat masa depan. Ekonomi tidak akan tumbuh jika kita tidak optimis. Semua dimulai dari optimisme,” ujar Fachri.

Senada dengan itu, Ketua ILUNI UI, Pramudya Azhar Oktavinanda, menekankan perlunya solusi pembangunan infrastruktur yang tepat sasaran, ramah lingkungan, dan financially feasible, serta dikomunikasikan dengan baik.

“Dengan adanya bencana yang terjadi saat ini, pembangunan infrastruktur dan aspek kemanusiaan akan menjadi semakin penting. Rekonstruksi akan menjadi prioritas. Infrastruktur bukan lagi sekadar bicara tentang benda mati, melainkan juga manusia dan kesiapsiagaannya,” jelas Azhar.

Dalam acara tersebut, Menko AHY turut didampingi oleh Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Rachmat Kaimuddin, Staf Khusus Menko Sigit Raditya, dan Herzaky Mahendra Putra.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Terbaru

Menko AHY Tinjau Posko Layanan Telekomunikasi Sumatra di Medan, Pastikan Percepatan Penanganan Darurat

Indoissue.com - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), meninjau Posko Siaga Pemulihan Layanan Telekomunikasi...