Lembaga Riset IDEAS: Utang RI Diprediksi Tembus Rp 9.800 Triliun di Akhir Pemerintahan Jokowi

0
158

Indoissue – Lembaga riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) memprediksi utang pemerintah bakal melonjak menjadi Rp9.800 triliun pada akhir periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Seperti diketahui utang pemerintah per akhir Juni 2021 mencapai Rp6.554,56 triliun. Padalah pada awal pandemi covid-19, per Maret 2020, nilainya masih berkisar Rp5.192 triliun.

“Dalam 1,5 tahun sejak pandemi, stok utang bulanan pemerintah rata-rata bertambah Rp102,2 triliun, melonjak 3 kali lipat dari stok utang periode Oktober 2014-Desember 2019 yang berada pada kisaran Rp35,2 triliun,” kata Direktur IDEAS Yusuf Wibisono dalam keterangan tertulis (27/08).

Yusuf mengungkapkan, jika utang pemerintahan era Jokowi nominalnya sangat besar dibandingkan pemerintahan sebelumnya.

“Kenaikan stok utang pemerintah era Presiden Jokowi ini menjadi sangat luar biasa bila melihat di periode ke-2 Presiden SBY (Oktober 2009-Oktober 2014) stok utang pemerintah ‘hanya’ bertambah Rp999 triliun,” jelas Yusuf.

“Rasio stok utang pemerintah terhadap penerimaan perpajakan melonjak drastis, dari kisaran 250 persen pada 2015 menjadi kisaran 475 persen pada 2020, jauh di atas batas aman 90-150 persen,” terangnya.

“Seluruh penerimaan perpajakan setiap tahunnya bahkan tidak mencukupi sekedar untuk membiayai belanja terikat, seperti belanja pegawai, belanja barang, bunga utang dan transfer ke daerah,” katanyanya.

“Namun di saat yang sama, stok utang terhadap PDB meningkat sangat drastis, menembus 50 persen dari PDB pada 2024. Dengan kata lain, berpotensi terbenam semakin jauh dalam jebakan lingkaran utang,” ujarnya.

Yusuf menilai kegagalan pemerintah menanggulangi pandemi semakin memperparah lingkaran jebakan utang.

Yusuf mengatakan sebelum pandemi, pada 2019, cicilan pokok dan bunga utang menembus Rp800 triliun. Pada 2021, angka ini diperkirakan telah menembus Rp1.000 triliun.

“Strategi pengelolaan utang yang terfokus pada refinancing untuk memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang yang jatuh tempo, membuat pengelolaan utang hanya sekedar gali lubang tutup lubang,” ungkapnya. (ES*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini