Indoissue.com – Profesor Riset Meteorologi Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Eddy Hermawan mengatakan beberapa tempat di DKI Jakarta diprediksi akan terendam pada tahun 2050, namun Jakarta belum sepenuhnya terendam.
“Tahun 2050 air laut belum menyentuh kawasan Monas. Jadi kalau dampak kenaikan muka air laut tentu kecil”.
Kata Eddy di Webinar Nasional Prof Talk: Benarkah Jakarta dan Pantai Utara akan tenggelam? Jakarta, Rabu, (6/10).
Eddy Hermawan mengatakan jika melihat faktor kenaikan muka air laut saja, pada tahun 2050 air laut akan benar-benar masuk ke daratan.
Tetapi tidak menyentuh kawasan Monas, artinya tidak akan menenggelamkan Jakarta.
Menurut hasil proyeksi, kenaikan muka air laut pada tahun 2050 akan menggenangi sekitar 160,4 kilometer persegi wilayah Jakarta, atau 24,3 persen dari total luas wilayah.
Air laut akan masuk ke kawasan antara lain Tanjung Priok, Pluit, Pademangan, Kapuk, dan Penjaringan.
Bahkan, kata Eddy, faktor lain yang sangat berbahaya adalah penurunan muka tanah, tidak hanya di Jakarta, tetapi di sepanjang pantai utara, terutama di daerah yang tanahnya lunak.
Tentu saja hal ini akan meningkatkan risiko lebih banyak air laut yang masuk ke daratan.
“Kalau hanya berdasarkan kenaikan muka air laut, itu tidak akan berdampak serius,” katanya.
Sementara itu, Profesor Besar Riset Geoteknologi dan Hidrogeologi BRIN Robert Delinom , mengatakan Jakarta memang berpotensi tenggelam, namun tidak dalam waktu dekat.
“Jakarta dan Pantura mungkin tenggelam, tapi tidak dalam waktu dekat, jadi setelah berapa tahun mungkin masih lama. Kita lihat tadi dalam 30 tahun masih mencapai 2 meter,” katanya.
Robert mengatakan Jakarta saat ini tidak tenggelam atau dalam waktu dekat, tetapi potensinya masih ada, sehingga kita tidak bisa tinggal diam.
Tetapi membutuhkan upaya mitigasi dan adaptasi yang luas melalui sinergi bersama, serta inovasi untuk mencegah penurunan muka tanah, lanjut Robert. [WK]