Indoissue.com – Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule menanggapi tulisan dari Agustinus Edy Kritianto.
Tulisan yang dimuat oleh tempo tersebut berjudul “Para Penikmat Cuan PCR”.
Dalam tulisan tersebut adanya dugaan para pemangku kebijakan turut serta dalam berbisnis tes PCR.
Sehingga tulisan tersebut menimbulkan keresahan dimasyarakat, namun menurut Iwan Sumule merupakan hal yang wajar.
Sebab, saat pemegang kebijakan ikut dalam bisnis yang kebijakannya dia yang tentukan, maka rakyat akan dirugikan.
Hal demikian merupakan hal yang bahaya jika para leader telah menjadi dealer.
“Ini bahayanya kalau leader jadi dealer,” ujarnya Iwan Sumule aktivis ProDem tersebut pada, Rabu (3/11/2021).
Salah satu yang menjadi sorotan Iwan Sumule adalah Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (LBP).
Karena, perusahaan milik menko marves tersebut diduga terlibat dalam bisnis PCR.
Menurutnya, hal ini membuka spekulasi bahwa Luhut sebagai pengambil kebijakan diduga mengambil untung atas kebijakan yang diambil.
Apalagi, sambungnya, masyarakat Indonesia masih terngiang film dokumenter berjudul “Sexy Killers” yang turut menyinggung nama Luhut dalam kaitan bisnis batubara di tanah air.
Iwan Sumule pun berandai-andai. Dia yakin jika penegak hukum berani masuk dalam ranah ini, maka kasus bisa menjadi lebih terang benderang.
“Andai saja KPK, Polri, atau Kejaksaan berani sidik dugaan korupsi dan keterlibatan LBP dalam berbagai proyek, pasti kena. Iya nggak sih?” paparnya.
Lebih lanjut, iwan sumule pertanyakan apakah rakyat percaya LBP bersih? bahkan ia sendiri tidak mempercayainya.
“Apakah nitizen percaya Luhut Binsar Pandjaitan orangnya bersih dan tak korupsi? Saya pun tak percaya LBP bersih dan tak korupsi,” pungkas Iwan Sumule.