Indoissue.com – Para pemimpin dari 20 negara ekonomi utama dunia telah menyetujui perjanjian global, yang akan membuat perusahaan dengan keuntungan bisnis besar atau perusahaan multinasional, dikenai pajak setidaknya 15 persen.
Kesepakatan tersebut sejalan dengan kekhawatiran, bahwa perusahaan multinasional tersebut mengarahkan kembali keuntungan mereka melalui yurisdiksi pajak yang rendah.
Pakta tersebut disetujui oleh semua pemimpin yang menghadiri KTT G20 di Roma, Italia. Selain itu, isu perubahan iklim dan Covid juga menjadi agenda pembicaraan dalam KTT tersebut yang merupakan pertemuan langsung pertama para pemimpin dunia sejak pandemi melanda.
Kesepakatan pajak yang diusulkan oleh Amerika Serikat (AS) diharapkan akan secara resmi diadopsi pada hari Minggu (31/10/2021), dan akan diberlakukan pada tahun 2023.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan, perjanjian bersejarah itu adalah “momen kritis” bagi ekonomi global dan akan “mengakhiri perlombaan merusak pajak perusahaan”.
Yellen menulis pada akun Twitter pribadinya bahwa bisnis dan pekerja AS akan mendapat manfaat dari kesepakatan itu, meskipun banyak perusahaan besar yang berbasis di AS harus membayar lebih banyak pajak.
Today, every G20 head of state endorsed an historic agreement on new int’l tax rules, including a global min tax that will end the damaging race to the bottom on corporate taxation. It’s a critical moment for the US & the global economy. I congratulate @POTUS on this achievement. https://t.co/bOh0O7cbnn
— Secretary Janet Yellen (@SecYellen) October 30, 2021
KTT G20 dilaksanakan menjelang KTT COP26 tentang perubahan iklim, yang akan digelar di Glasgow, Skotlandia pada hari Senin (1/11/2021) esok.
Sejumlah analis politik internasional menyebut, apa yang terjadi di KTT G20 disinyalir dapat ‘mengatur ritme’ untuk KTT COP26.
Kelompok G20 –yang terdiri dari 19 negara dan Uni Eropa, diperpendek dua hari.
Pasalnya, Xi Jinping dari China dan Vladimir Putin dari Rusia memilih untuk tampil melalui tautan video.
Perdana Menteri Italia Mario Draghi yang membuka KTT G20 selama dua hari, mengutarakan pesan penyatuan didepan para pemimpin dunia.
“Melakukannya sendiri bukanlah pilihan. Kita harus melakukan semua yang kita bisa untuk mengatasi perbedaan kita,” ajak Draghi.
Perubahan iklim ancaman terbesar kemanusiaan
Sedangkan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, menggambarkan perubahan iklim sebagai “ancaman terbesar bagi kemanusiaan”, dengan mengatakan bahwa perubahan iklim berpotensi menimbulkan “risiko bagi peradaban yang pada dasarnya akan mundur”.