Indoissue.com – Tiga Partai Koalisi Perubahan sampai saat belum mendeklarasikan koalisi dan Cawapres nya sebagai pasangan Anies Baswedan yang sudah dideklarasikan oleh Nasdem. koalisi perubahan ini diisukan Deadlock karena muncul nama lain yang dinilai berpotensi berpasangan dengan Anies Baswedan.
Deputi Analisa Data dan Informasi DPP Partai Demokrat, Syahrial Nasution menanggapi beredarnya nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang dikaitkan menjadi calon wakil presiden (cawapres) untuk Anies Baswedan. Ia sendiri menghargai adanya usulan tersebut yang merupakan bagian dari demokrasi.
Namun, Partai Demokrat masih terus mendorong terealisasinya pasangan Anies dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Menurutnya, berbagai hasil survei menunjukkan tingginya elektabilitas pasangan tersebut dalam berbagai simulasi.
“Radar survei dari lembaga yang kredibel sudah melaporkan, jika Koalisi Perubahan mengusung Anies-AHY sebagai capres dan cawapres 2024, maka peluang menangnya lebih jelas,” ujar Syahrial lewat keterangannya, Selasa (24/1/2023).
Partai Demokrat disebutnya akan memperjuangkan kader terbaiknya secara objektif. Terdapat banyak instrumen untuk menguji objektivitas argumentasi tersebut, misalnya adalah hasil survei dan persepsi publik yang berkembang di lapangan.
“Termasuk secara objektif posisi Ketum Demokrat Mas AHY memang bagian dari tokoh perubahan. Prestasi dan keberhasilan Mas AHY memimpin partai juga harus dihormati, seluruh kader tentu akan kecewa apabila partai yang dipimpin Mas AHY dengan prestasi yang baik ini harus diserahkan kepada orang lain,” Pungkas Syahrial.
Sementara itu, dalam acara tersebut, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno mengatakan, calon presiden RI Anies Baswedan elektabilatasnya bagus bila berpasangan dengan AHY dibandingkan dengan calon wakil presiden seperti Aher, Khofifah Indar Parawangsa, maupun Andika Perkasa.
Dengan Aher, Anies agak sedikit jeblok, dengan Khofifah jeblok, dengan Andika jeblok,” katanya.