Indoissue.com – Pengamat politik Rocky Gerung menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD yang menyatakan kasus Pulau Rempang, Batam, bukan penggusuran melainkan pengosongan lahan.
Menurut Rocky, pernyataan Mahfud itu hanya sebatas pembelaan. Ia pun mengaku pernyataan tersebut mengejutkannya.
“Agak mengherankan Pak Mahfud bersikap apologi. Pak Mahfud mengatakan ini bukan soal penggusuran, tapi soal hak yang diberikan negara kepada investor. Lalu orang bertanya: Siapa investornya? “Investornya datang dari China, itu makin menimbulkan kecemburuan,” kata Rocky dalam siaran resmi YouTube Rocky Gerung, yang dikutip, Senin, 11 September 2023.
Rocky kemudian membahas tentang sejarah masyarakat Melayu yang tinggal di Pulau Rempang sejak tahun 1834. Sementara itu, Rocky mengatakan investor baru akan menempati kawasan tersebut pada tahun 2024.
Pengamat politik kontroversial ini juga menyinggung keberadaan sekolah di Pulau Rempang. Rocky menilai keberadaan sekolah justru menunjukkan pengakuan negara terhadap masyarakat lokal yang tinggal di sana.
“Anak-anak ini sebenarnya yang berhak melanjutkan sekolah dengan tenang di Rempang, bukan investor,” kata Rocky.
Selain itu, Rocky menyebut relokasi warga sekitar ke Pulau Rempang berpotensi menggerogoti nilai-nilai yang dipercaya. Apalagi saat penghuni direlokasi ke tempat seperti rumah susun.
Selain itu, Rocky menegaskan, Mahfud menegaskan tidak perlu ada negosiasi antara warga dan investor. Menurut Rocky, hal itu menunjukkan betapa arogannya negara terhadap rakyatnya.
“Pak Mahfud yang menegaskan sebenarnya tidak perlu adanya negosiasi, hanya bisa terjadi jika ada belas kasihan.. Jadi terkesan negara arogan terhadap rakyatnya sendiri,” jelas Rocky.
Rocky menilai banyak ahli agraria yang datang dari LSM yang berkumpul di sekitar meja presiden setiap minggu bahas hal-hal strategis.
Rocky menilai bahwa mereka LSM yang akhirnya cari suaka di istana, bukan dia datang untuk bela rakyat, tapi menjadi komisaris di Istana.