Indoissue.com – Pengamat komunikasi dan politik Jamiluddin Ritonga mengatakan pernyataan dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait dengan upaya penjegalan dan kecurangan dalam pemilu tak bisa dikesampingkan begitu saja.
Dirinya yakin pendapat tersebut sudah disertai dengan data, mengingat sepak terjang tokoh yang mengemukakan hal tersebut.
“Sebagai mantan presiden, dia masih punya akses untuk mendapatkan data yang paling rahasia pun di Indonesia,” ujar Jamiluddin kepada salah satu awak media.
Oleh karena itu, SBY diyakini mempunyai data terkait adanya indikasi kecurangan Pemilu 2024.
“Seyogyanya pendapat itu tidak direspons dengan nada negatif, apalagi menyudutkan beliau,” ungkapnya.
Akademisi dari Universitas Esa Unggul itu menilai SBY bukan tipikal responsif yang gegabah menyampaikan pendapatnya.
“Sebagai mantan presiden, jenderal intelektual, dan doktor, SBY dikenal sosok yang sangat berhati-hati dalam berpendapat,” tambahnya.
Jamiluddin menyimpulkan, jika SBY berpendapat terutama terkait hal yang sensitif seperti indikasi kecurangan pilpres, tentu didasari data yang akurat dan sintesa yang komprehensif.
“SBY hanya ingin memastikan tidak ada skenario untuk memaksakan dua pasangan pada Pilpres 2024,” jelasnya.
Sebelumnya, mantan presiden RI ke-6 itu menyampaikan pendapatnya saat berpidato di acara Rampimnas Partai Demokrat dikutip Sabtu, 17 September 2022.
“Para kader, mengapa saya harus turun gunung menghadapi Pemilihan Umum 2024 mendatang?”
“Saya mendengar, mengetahui, bahwa ada tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil,” ujarnya.
Video pidato itu viral di media sosial diunggah oleh akun Instagram DPD Partai Demokrat Sumatera Utara @pdemokrat.sumut.