Indoissue.com — Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan bahwa pemerintah fokus pada pemulihan konektivitas, penanganan infrastruktur strategis terdampak, penyediaan sumber daya air, infrastruktur kesehatan, serta pemetaan detail rumah rusak di tiga provinsi terdampak bencana: Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Hal tersebut disampaikannya saat memimpin rapat koordinasi percepatan penanganan dampak bencana hidrometeorologi di Sumatra bersama Menteri Pekerjaan Umum serta Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Kamis (11/12/2025).
Dalam kesempatan itu, Menko AHY juga menyampaikan duka cita mendalam atas banyaknya korban serta besarnya kerusakan yang terjadi. Ia menegaskan bahwa pemerintah terus bergerak di lapangan, termasuk dirinya yang sudah dua kali meninjau langsung wilayah terdampak dalam 10 hari terakhir.
“Tadi malam saya baru kembali dari kunjungan ke daerah bencana. Sebelumnya, kurang lebih 10 hari yang lalu di awal-awal bencana, saya juga sempat datang secara langsung. Tentunya para menteri yang lain juga melakukan hal serupa untuk bisa melihat dengan kepala sendiri sekaligus memastikan bahwa bukan hanya mengidentifikasi kerusakan, melainkan juga segera bekerja,” ujarnya.
Sebagai Menko yang membawahi infrastruktur dan pembangunan kewilayahan, AHY memastikan koordinasi antar-kementerian dilakukan secara ketat, terutama terkait pembukaan akses, evakuasi warga, penyelamatan korban, pemenuhan kebutuhan dasar, serta pemulihan jalur logistik.
“Langkah-langkah taktis di lapangan difokuskan untuk mengevakuasi korban, menyelamatkan warga, termasuk memastikan tidak ada yang tidak mendapatkan makanan dan kebutuhan pokok lainnya. Secara paralel, kita berupaya sekuat tenaga untuk menghubungkan kembali jalur-jalur transportasi, terutama untuk bantuan logistik dan medical supplies ke daerah terisolasi,” kata Menko AHY.
Berdasarkan data terakhir, banjir dan longsor telah menimpa 52 kabupaten/kota di tiga provinsi dengan dampak kerusakan sangat luas, baik pada infrastruktur dasar maupun sektor permukiman.
Menteri PU, Dody Hanggodo, menyampaikan pihaknya telah menurunkan total 310 personel dari unsur Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Cipta Karya di tiga provinsi tersebut. Para personel bergerak cepat melakukan respons awal, menginspeksi infrastruktur yang terdampak, dan mendukung komando penanganan darurat di daerah setiap harinya.
Selain itu, Kementerian PU juga mengerahkan 298 unit alat berat (seperti excavator dan loader), 121 unit alat pendukung (termasuk hidran umum, mobil operasional, dump truck, dan mobil tangki air), serta 3.727 unit material darurat seperti geobag, bronjong kawat, dan agregat untuk kebutuhan penanganan di seluruh lokasi terdampak.
“Kami akan terus memperkuat koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan, karena pemulihan pascabencana tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Sinergi menjadi kunci agar masyarakat dapat segera kembali memperoleh akses layanan dasar dan mobilitas yang aman,” ucapnya.
Ia menambahkan bahwa kebutuhan anggaran penanganan infrastruktur yang dihitung Kementerian PU mencapai Rp51 triliun, dengan porsi terbesar untuk Aceh, disusul Sumatra Utara dan Sumatra Barat.
Sementara itu, Menteri PKP Maruarar Sirait memaparkan bahwa rumah terdampak mencapai 112.551 unit, dan angka tersebut masih berkembang seiring verifikasi lapangan. Pemerintah pusat bersama satgas daerah, BNPB, dan pemda juga telah mengidentifikasi lokasi-lokasi relokasi di tiga provinsi tersebut, terdiri dari delapan lokasi di Aceh, delapan di Sumatera Utara, dan lima di Sumatera Barat.
“Seluruh langkah penanganan dilakukan sesuai arahan Presiden untuk bekerja cepat, tepat, dan berbasis keamanan. Pertimbangan utama dalam relokasi adalah keamanan geologis, legalitas lahan, serta akses masyarakat terhadap ekosistem sosial, seperti sekolah, pasar, fasilitas kesehatan, dan pusat kegiatan ekonomi,” katanya.
Untuk percepatan rekonstruksi, Kementerian PKP telah menyiapkan stok awal panel RISHA produksi UMKM, yaitu 470 unit di Medan dan 140 unit di Bandung. Kementerian PKP juga tengah melakukan perhitungan kebutuhan tambahan serta memanggil Semen Indonesia Group untuk menyusun standar teknis terbaik terkait kualitas, harga, sistem struktur, dan waktu instalasi.
Penanganan rumah terdampak akan dibagi dalam tiga kategori yakni rusak berat, sedang, dan ringan dengan pendekatan pembangunan atau renovasi yang disesuaikan berdasarkan hasil survei teknis di lapangan.
Menko AHY menegaskan bahwa kerja bersama pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat sangat penting untuk mempercepat pemulihan. Ia memastikan bahwa pemerintah tidak hanya membangun kembali, tetapi membangun lebih baik, lebih kuat, dan lebih tahan terhadap potensi bencana di masa depan.
“Akses jalan adalah yang paling utama karena di tahap tanggap darurat yang terpenting adalah penyaluran logistik,” ucap Menko AHY saat sesi konferensi pers usai rapat.
Ia menjelaskan bahwa untuk beberapa lokasi, perbaikan permanen memerlukan waktu panjang. Karena itu, pemerintah menyiapkan jalur sementara, seperti di Lembah Anai yang menghubungkan Sumbar–Riau. Untuk jembatan yang putus, pemerintah akan menggunakan jembatan perintis satu lajur sebagai solusi sementara.
Hadir dalam rakor ini Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, beserta jajaran; Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, beserta jajaran dan perwakilan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Dalam kegiatan ini Menko AHY turut didampingi oleh Sesmenko Infra Ayodhia G.L. Kalake, Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah, Agraria dan Tata Ruang Nazib Faizal, Deputi Bidang Koordinasi Konektivitas Odo R.M. Manuhutu, Deputi Bidang koordinasi Infrastruktur Dasar Rachmat Kaimuddin, Staf khusus Bidang Manajemen dan Kerja Sama Antar Lembaga Agust Jovan Latuconsina, Staf Khusus Bidang Hukum dan Regulasi Sigit Raditya, Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Informasi Publik Herzaky Mahendra Putra, Staf Khusus Bidang Percepatan Pembangunan Arif Rahman, dan Staf khusus Bidang Kerja Sama Lembaga Non Pemerintah dan Kerja Sama Luar Negeri Merry Riana.
