Indoissue.com – Nilai tukar rupiah melemah berada di level Rp 14.250/Dolar AS pada sesi pasar spot Jumat. Mata uang RI melemah 0,05% dari Rp 14.242/dolar AS pada Kamis.
Seperti yang diamati, sebagian besar mata uang di Asia menguat lebih tinggi terhadap dolar AS, seperti peso Filipina naik 0,04%, ringgit Malaysia naik 0,03% dan won Korea naik 0,07%.
Setelah itu, baht Thailand menguat 0,04% dan renminbi Tiongkok menguat 0,01%. Di sisi lain, yen Jepang melemah 0,05%, dolar Singapura melemah 0,02% dan dolar Hong Kong melemah 0,01%.
Sementara itu, sebagian besar mata uang negara maju utama terdepresiasi terhadap dolar AS. Khususnya, euro Eropa turun 0,03%, dolar Australia turun 0,1% dan franc Swiss turun 0,03%.
Analis pasar uang Ariston Tjendra menilai rupiah melemah berpeluang menguat hari ini seiring dengan tren investor mencari aset berisiko. Hal ini tercermin dari fakta bahwa berbagai indeks saham AS seperti Dow Jones, S&P dan Nasdaq semuanya naik di atas 1% pada perdagangan Kamis.
“Sementara harga emas yang merupakan aset aman bergerak turun. Nilai tukar utama dan regional bergerak menguat terhadap dolar AS,” pungkas Tjendra.
Ariston Tjendra menjelaskan mengapa rupiah melemah hari ini, hal ini membaiknya sentimen pasar terhadap aset berisiko berasal dari langkah China memompa uang ke sistem perbankan untuk meningkatkan likuiditas di tengah krisis utang perusahaan real estate produk Evergrande.
Sementara itu, Evergrande juga menyatakan masih berusaha membayar kewajibannya. “Masalah utang ini masih belum terselesaikan, tetapi untuk saat ini, kekhawatiran pasar telah mereda,” tambah Ariston.
Dia memprediksi koin rupiah melemah akan bergerak lebih tinggi ke kisaran Rp 14.220. Rp 14.200 per dolar AS dengan potensi resistensi di kisaran Rp 14.260 per dolar AS. (TNG)