Said Didu Paparkan Maksud Rezim KODOK

0
5
Said Didu (Rezim KODOK)

Indoissue.com – Mantan sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Said Didu membuat heboh netizen dengan menyebut rezim KODOK.

Rezim KODOK tersebut untuk menjelaskan penyebutan terhadap pemerintahan Presiden Jokowi.

Sebelumya, Said Didu menjelaskan rezim KODOK yakni Korupsi, Oligarki, Dinasti, Otoritaran, dan Koncoisme.

Beberapa alasan diungkap Said Didu memilih KODOK sebagai sebutan untuk rezim yang ada pada era Jokowi.

“Kodok itu fase terakhir dari cebong, jadi tinggal menunggu mati. Larva berubah menjadi cebong, cebong berubah menjadi kodok, dan kodok tinggal menunggu mati,” ujar Said Didu, pada Sabtu (6/11/2021)

Menurut Said Didu, istilah kodok lebih tepat dibandingkan cebong untuk diberikan pada pemerintahan saat ini.

“Jadi sebenarnya lebih bagus rezim KODOK daripada rezim cebong. Kodok gayanya adalah menendang ke bawah, menyingkirkan ke samping, dan menjilat ke atas. Jadi itu agak sempurna sebagai istilah,” papar Said Didu.

Lebih lanjut dengan sarkas Said Didu menyebut demikian karena membuat Indonesia dikelola tanpa etika dan menunggu hancur.

“Negara yang dikelola tanpa etika itu tinggal menunggu kehancurannya dan negara ini sudah hancur-hancuran dalam segala hal,” jelas Said Didu.

“Bayangkan bahwa sekarang jika ada kritik tentang korupsi, buzzer menyerang, kritik pernyataan pemerintah yang aneh-aneh buzzer menyerang, bahkan istana ikut menyerang,” ungkap Said Didu

“Coba bayangkan, yang menyuarakan tentang etika dan hukum malah diserang oleh jukis dan buzzer yang dipelihara,” lanjutnya.

Sebelumya, istilah tersebut dipakai Said Didu ketika membandingkan antara era rezim Soeharto dengan Rezim Jokowi.

Pada rezim Soeharto yang membuatnya jatuh adalah karena disebut rezim KKN (Kolusi, Korupsi dan Nepotisme).

Sehingga dalam kelakarnya di media sosial pribadinya menyebut rezim Jokowi merupakan rezim KODOK (Korupsi, Oligarksi, Dinasti, Otoritarian, dan Koncoisme).

“Dulu orde baru jatuh karena tuduhan rezim KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme),” tulis Said Didu pada akunnya @msaid_didu, pada Sabtu (30/10/2021).

Kirim Komentar

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini