Indoissue.com- Ultranasionalisme, ekstremis sayap kanan, dan politikus rasialis Swedia-Denmark Rasmus Paludan kembali melakukan aksinya membakar salinan Alquran pada Jumat (27/1) waktu setempat. Kali ini, dia membakar kitab suci umat Islam di depan masjid serta Kedutaan Besar Turki di Kopenhagen, Denmark.
Pada Jumat, Paludan pertama kali membakar kitab suci umat Islam di luar sebuah masjid di Kopenhagen. Suara keras menggelegar dari masjid saat dia berbicara dalam upaya nyata untuk menenggelamkan kata-katanya.
Tak lupa Paludan juga beberapa kali kesempatan menyinggung bahwa komunitas Muslim tidak memiliki tempat untuk beribadah di negara tersebut.
“Masjid ini tidak punya tempat di Denmark,” kata Paludan dalam siaran langsung di halaman Facebooknya, dikutip laman Aljazirah, Sabtu (28/1). Dia terlihat mengenakan helm pelindung dan dikelilingi polisi anti huru hara.
Paludan berjanji akan melanjutkan aksinya setiap hari Jumat sampai Swedia diterima Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Paludan yang mendapat perlindungan polisi kemudian digiring dengan mobil polisi. Setelahnya, Paludan melakukan aksinya di depan Kedutaan Besar Turki.
Rasmus Paludan merupakan sosok yang dikenal sebagai salah satu ekstrimis garis kanan di Swedia. Ia adalah pemimpin dari Stram Kurs, kelompok sayap kanan di Swedia yang terkenal dengan anti-Islam.
Latar belakang keluarganya yang merupakan imigran Swedia ternyata tidak membuat Rasmus awas diri. Ia malah menjadi salah satu orang yang vokal akan aksi menolak imigran di Swedia, terkhususnya imigran yang berasal dari negara negara Islam.
Paludan merupakan seorang lulusan fakultas hukum dan bekerja sebagai pengacara dan dosen di salah satu universitas di Swedia.
Rasmus tercatat pernah juga melakukan aksi bakar Al Quran pada tahun 2019 dan 2022 lalu. Tepatnya pada 14 April 2022 lalu, kelompok Stram Kurs secara terang ternagan menyiarkan secara langsung video streaming Paludan membakar Al-Qur’an di berbagai kota di Swedia dan berencana terus menggelar aksi serupa.