indoissue – Prediksi stok utang pemerintah akan melonjak drastis dan mencapai Rp 9.800 triliun pada akhir pemerintahan periode kedua Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Oktober 2024 ungkap Lembaga riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS).
Posisi stok utang pemerintah awal pandemi, per Maret 2020, telah menembus Rp 5.000 triliun. Atas nama stimulus untuk melawan pandemi, per Juni 2021, utang tersebut menembus Rp 6.500 triliun.
“Setelah pandemi, kecenderungan ini menjadi sangat mengkhawatirkan,” ujar Direktur IDEAS Yusuf Wibisono dalam keterangan tertulis, Jumat, 27 Agustus 2021.
Bahkan jika dibandingkan pada periode pemerintahan SBY pada periode kedua hanya naik sebanyak 999 Triliun, namun utang pemerintah di periode kedua Jokowi bertambah Rp5.043 triliun.
Senada dengan IDEAS aktivis manusia merdeka Muhammad Said Didu membandingkan utang era Presiden Jokowi dengan enam Presiden laiinnya digabungkan masih lebih banyak utang yang dibuat oleh era rezim Jokowi.
Melalui akun twitter pribadinya @msaid_didu dia menerangkan bagamaina menjawab jawaban seragam para buzeer tentang tambahan utang.
“Jawaban seragam buzzerp ttg tambahan utang : semua presiden buat utang, yes : 6 Presiden sebelumnya akumulasi utang Rp 2.700 t, yg skrg sendirian menjadi sktr Rp 7.000 t,”.
Lebih lanjut para buzzer menyebut utang untuk kesejahteraan, masa rakyat harus bayar akan sejahter pertanyaan M Said Didu.
“ utang utk kesejahteraan rakyat – bunga 6-7% yg rakyat hrs bayar akan sejahtera ?,”.
Selain medapat respon oleh para warganet, cuitan Said Didu juga mendapan respon oleh ekonom senior Rizal Ramli melalui akun pribadinya dengan mengkutip retweet twit Said Didu melalui akun pribadinya @RamliRizal.
“Ini prestasi @jokowi yg akan mewariskan beban utang yang luar biasa untuk generasi yad, Kok ndak tahu diri amat mau memperpanjang masa jabatan? 6 tahun aja sudah ambyar, tulis @RamliRizal.(PR)