Indoissue.com – Putri Presiden keempat Republik Indonesia dan mantan Ketua PB Nahdlatul Ulama Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid ini meminta masyarakat tidak memberi stempel atau cap radikal kepada para santri yang menutup telinga saat mendengar musik.
Menurut Yenny, tindakan mahasiswa tersebut bukan merupakan indikasi bahwa mereka telah terpapar ekstremisme. Sehingga ia mengajak masyarakat untuk saling belajar dan saling memahami.
“Jadi kalau anak-anak ini oleh gurunya diprioritaskan untuk fokus pada penghafalan Alquran dan diminta untuk tidak mendengar musik, itu bukanlah indikator bahwa mereka radikal,” kata Yenny dalam akun Instagram resmi miliknya @Yennywahid yang sudah diizinkan untuk dikutip juru bicaranya, Imron Rosyadi, Rabu (15/9).
Yenny mengatakan narasi-narasi yang menyematkan label atau cap kepada orang lain dengan mudah itu justru malah makin memperuncing keterbelahan di tengah rakyat Indonesia yang plural. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk saling belajar dan mengerti satu sama lain.
“Yuk kita lebih proporsional dalam menilai orang lain. Janganlah kita dengan gampang memberi cap seseorang itu radikal, seseorang itu kafir dan lain-lain,” kata salah satu pendiri Wahid Foundation tersebut.
Rekaman video mahasiswa yang duduk di kursi agak jauh dengan telinga tertutup dikatakan terjadi saat mereka mengantri untuk kegiatan vaksinasi. (TNG)