Hadiri Perayaan Puncak Waisak Nasional 2569 BE, Menko AHY: Perdamaian Fondasi Membangun Infrastruktur dan Kewilayahan

Indoissue.com — Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (Menko AHY), menekankan pentingnya persatuan dan kedamaian sebagai landasan pembangunan Indonesia. Hal tersebut diutarakannya saat memberikan kata sambutan pada Perayaan Waisak Nasional 2569 Buddhist Era (BE) tahun 2025 yang diselenggarakan di pelataran Candi Borobudur.

Peringatan hari puncak yang dihadiri umat Buddha dari berbagai daerah dan lintas tokoh bangsa ini berlangsung khidmat dan penuh makna. Menko AHY menyampaikan kekagumannya atas pelaksanaan Waisak yang berlangsung di lokasi sarat nilai sejarah dan spiritualitas.

“Ini adalah pertama kali saya menghadiri acara yang begitu megah tapi juga khidmat di tempat yang mulia ini, berlatar belakang sebuah warisan budaya dunia yang tentu penuh dengan kemuliaan,” ujarnya.

Menko AHY menyoroti relevansi tema Waisak tahun ini yakni “Meningkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan Mewujudkan Perdamaian Dunia”, dengan tantangan global yang semakin kompleks.

“Kita ingin umat Buddha juga semakin sejahtera. Damai tidak datang begitu saja, harus kita perjuangkan, dan Indonesia harus terus menjaga persatuan di antara keberagaman, di antara perbedaan identitas, suku, agama, ras dan etnis. Ini adalah kekayaan sekaligus kekuatan kita, bukan sebaliknya,” katanya.

Menurut Menko AHY, pembangunan infrastruktur dan kewilayahan membutuhkan fondasi bangsa yang damai dan bersatu. Dengan semangat metta (cinta kasih) dan karuna (welas asih), ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk memperkuat nilai-nilai spiritualitas dan kemanusiaan.

“Semoga dengan kekuatan cinta kasih dan welas asih ini, dengan semangat Waisak di mana kita harus berkontemplasi untuk bisa meningkatkan nilai-nilai spiritualitas kita, secara vertikal kepada Sang Pencipta yang Maha Kuasa, tapi juga menguatkan spirit untuk membantu sesama umat manusia, terutama yang sangat membutuhkan, kita bisa mewarnai Waisak tahun ini dan hari-hari kita selanjutnya,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Agama Nasaruddin Umar menggarisbawahi makna terdalam dari perayaan Waisak, yakni kontemplasi atau perenungan jiwa terhadap makna kehidupan.

“Kontemplasi itu berbeda dengan konsentrasi. Konsentrasi itu pikiran kita fokus untuk memikirkan sesuatu yang di luar dari kita, tapi kalau kontemplasi, yang fokus adalah jiwa kita termasuk pikiran kita untuk merenungi apa arti kehidupan ini,” ucapnya.

Ia mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan Waisak sebagai momentum perubahan batiniah yang berdampak pada kehidupan sosial.

“Kalau tidak ada perubahan yang terjadi pada diri kita, masih saja tetap kita pelik pikir, masih saja kita suka marah-marah dan masih kita saja menghujat orang lain dan masih memelihara egonya, maka itu tidak banyak artinya kita mengikuti upacara-upacara keagamaan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Menteri Agama menekankan pentingnya menanamkan ajaran cinta dalam pendidikan keagamaan, yang menjadi semangat dari kurikulum baru Kementerian Agama.

“Semua agama itu, agama apa pun juga, inti ajarannya adalah ajaran cinta. Jadi kalau ada orang mempertahankan agama tapi menganjurkan kebalikan daripada cinta, maka sesungguhnya itu bukan mengajarkan agama,” tutup Menteri Nasaruddin.

Perayaan Waisak di Candi Borobudur tahun ini juga menjadi simbol harmoni lintas budaya, lintas agama, dan lintas wilayah. Pemerintah berharap nilai-nilai luhur yang dipancarkan dari perayaan ini dapat memperkuat ketahanan spiritual dan sosial bangsa, sejalan dengan agenda pembangunan nasional menuju Indonesia yang maju dan sejahtera.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Terbaru

Survei IPO: AHY Masuk 3 Besar Menteri Koordinator Berkinerja Terbaik dalam Pemerintahan Prabowo

Indoissue.com - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mendapatkan penilaian publik sebagai salah satu...