Indoissue.com – Ratusan sopir angkutan umum JakLingko dari delapan operator yang tergabung dalam Laskar Biru menggelar aksi protes di depan Balai Kota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa, 30 Juli 2024. Mereka menuntut kesejahteraan yang lebih baik dan mengeluhkan kondisi kerja yang tidak memadai.
Dalam aksinya, para sopir membawa spanduk sebagai bentuk kekecewaan terhadap pendapatan yang mereka terima. Mereka menyampaikan bahwa upah yang diberikan masih berada di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta. Selain itu, mereka juga memprotes target operasional harian yang dinilai tidak realistis.
Perwakilan sopir, Jhon Kenedy, menjelaskan bahwa kontrak kerja mereka menetapkan target operasional sejauh 200 kilometer per hari, dengan pembagian dua shift: pagi dan siang. Namun, kondisi jalanan Jakarta yang sering macet membuat target tersebut sulit dicapai.
“Kontrak yang kami tanda tangani menetapkan target 200 kilometer per hari karena satu mobil memiliki dua shift, sopir pagi dan sopir siang. Ternyata, banyak yang belum mencapai target ini, yang berdampak pada upah yang kami terima,” kata perwakilan sopir Jak Lingko, Jhon Kenedy
Akibat sering terjebak kemacetan, para sopir sering kali tidak bisa memenuhi target jarak tempuh harian, yang pada akhirnya berdampak pada pengurangan upah. Hal ini menambah beban para sopir yang harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan pendapatan yang terbatas.
Aksi protes ini juga mengganggu layanan transportasi Mikrotrans Jak Lingko. Rute-rute seperti Jak 33, Jak 34, Jak 35, dan Jak 41, serta beberapa rute lainnya, tidak beroperasi selama aksi berlangsung. Hal ini menyebabkan ketidaknyamanan bagi pengguna transportasi umum di Jakarta.
Lalu lintas di sekitar Balai Kota Jakarta juga terkena dampak dari aksi ini. Kendaraan dari arah Menteng yang biasanya berbelok ke Jalan Medan Merdeka Selatan dialihkan menuju Jalan Medan Merdeka Utara.
Sementara itu, arus lalu lintas dari arah Patung Kuda dialihkan menuju Jalan MH Thamrin untuk menghindari kemacetan lebih parah.
Tuntutan para sopir Jak Lingko mencakup perbaikan sistem pengupahan dan peninjauan kembali target operasional harian yang dianggap tidak realistis.
Mereka berharap agar pemerintah daerah dan manajemen perusahaan angkutan umum dapat mendengar aspirasi mereka dan melakukan perubahan yang signifikan demi kesejahteraan para sopir.
Pihak pemerintah DKI Jakarta belum memberikan tanggapan resmi terkait aksi protes ini. Namun, diharapkan adanya dialog antara pihak terkait untuk mencari solusi terbaik bagi para sopir yang berjuang demi mendapatkan hak-hak mereka.
Aksi protes ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi oleh para sopir angkutan umum di Jakarta. Kemacetan lalu lintas yang kronis dan kondisi kerja yang kurang mendukung menjadi masalah utama yang perlu segera ditangani.
Diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, manajemen perusahaan angkutan, dan para sopir untuk menciptakan sistem transportasi yang lebih adil dan efisien.
Dengan adanya aksi protes ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami situasi sulit yang dihadapi para sopir angkutan umum. Dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan agar tuntutan mereka dapat dipenuhi dan kesejahteraan mereka dapat meningkat.
Sementara itu, para pengguna transportasi umum diharapkan dapat bersabar dan mendukung perjuangan para sopir yang berupaya untuk mendapatkan hak-hak mereka.