IndoIssue – PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) memicu perdebatan publik dengan keputusan menganulir gol Persibo Bojonegoro ke gawang Deltras FC dalam laga Liga 2. Gol pada menit ke-90+4 itu dinyatakan batal, dan pertandingan akan dilanjutkan di tempat netral, yaitu Stadion Sasana Krida AAU, Yogyakarta, pada Sabtu, 18 Januari 2025, pukul 15.30 WIB.
Keputusan ini tertuang dalam surat bernomor 065/LI-COR/I/2025 yang ditandatangani oleh Direktur Utama LIB, Ferry Paulus. Langkah ini diambil berdasarkan arahan Badan Yudisial PSSI, termasuk Komite Disiplin dan Komite Banding, dengan tujuan menjamin integritas kompetisi dan asas fair play.
Menurut keputusan tersebut, pertandingan akan dilanjutkan dengan skor 1-0 untuk Deltras FC dan dimulai dari situasi indirect free kick setelah pelanggaran pemain Deltras pada menit ke-94.
Namun, keputusan ini menuai kritik keras dari warganet. Di media sosial, akun X Mafia Wasit yang membagikan surat keputusan tersebut dibanjiri komentar tajam.
https://x.com/mafiawasit/status/1879682149236056396?s=46&t=4vwfV2jNuJ5FtjkpFfHvOg
“Preseden buruk, besok-besok kalau merasa dicurangi langsung mogok main & ngerusuh aja biar bisa dapat anulir dari operator liga & partai tunda. Sepakbola bosok!” ujar akun @fortisfortuna_9.
“Kalau dilanjut permainan, harusnya kedua tim banyak yang nerima kartu merah mbah. Kan gegerane masih satu rangkaian dalam pertandingan,” tambah akun Van.
Komentar lain mempertanyakan kewenangan operator liga dalam menganulir keputusan wasit. “Kalau menurut statuta FIFA emang boleh yang di luar lapangan membatalkan keputusan dalam lapangan (keputusan wasit)?” tanya akun @peppezcuu.
Akun @mafiawasit juga menyindir pedas PSSI mengunggah pernyataan Erick Thohir yang menilai transformasi sepakbola Indonesia jadi contoh positif sebuah bangsa. “Terutama ketika operator kompetisi di PSSI yang bisa membatalkan gol yang sudah disahkan wasit di pertandingan Liga 2 kemarin. Contoh transformasi positif dari PSSI harus segera dicontoh oleh federasi lain di dunia dan akhirat. Kelas, Pak Erick,” tulisnya.
Dalam suratnya, PT LIB menegaskan aturan terkait kelanjutan pertandingan. Pertandingan akan dimulai dengan pemain yang sama seperti saat laga dihentikan. Klub juga tidak diizinkan menambah atau mengganti pemain cadangan yang sudah terdaftar sebelumnya. Selain itu, jumlah pergantian pemain harus sesuai dengan kondisi terakhir sebelum laga dihentikan.
Meskipun LIB mengklaim keputusan ini diambil untuk menjaga keadilan, kritik warganet menunjukkan ketidakpuasan yang meluas terhadap proses pengambilan keputusan dan potensi dampaknya pada citra sepakbola Indonesia.