Indoissue.com – Déjà vu, sebuah fenomena yang sering dialami oleh banyak orang, adalah perasaan familiaritas yang muncul saat menghadapi situasi atau peristiwa baru. Istilah ini berasal dari bahasa Prancis yang berarti “sudah terlihat”. Menurut Dr. Sanam Hafeez, seorang psikolog klinis dari Comprehensive Consultation Psychological Services di New York, fenomena ini biasanya dialami oleh individu berusia 15 hingga 25 tahun, dan lebih sering terjadi pada mereka yang memiliki pengalaman bepergian yang luas.
Dr. Hafeez menjelaskan bahwa deja vu adalah perasaan yang menakutkan dan berbeda bahwa seseorang telah mengalami situasi atau peristiwa saat ini, meskipun itu adalah kejadian baru dan tidak dikenal. Ada beberapa teori tentang bagaimana fenomena ini terjadi. Salah satunya adalah adanya penundaan dalam proses otak yang mengakibatkan kesalahan dalam memori. Teori lainnya adalah bahwa informasi di otak diproses secara bersamaan, dan bahwa ingatan di otak disimpan dengan saling berhubungan.
Meski masih menjadi misteri, deja vu tetap menjadi aspek yang menarik dari kesadaran manusia. Dr. Hafeez menegaskan bahwa hal tersebut bukanlah gejala dari kondisi medis atau psikologis tertentu, melainkan dianggap sebagai bagian normal dari persepsi dan memori manusia. Namun, ada beberapa kondisi medis seperti epilepsi, migrain, skizofrenia, dan kecemasan yang dapat menyebabkan pengalaman mirip deja vu. Jika seseorang sering mengalami hal tersebut disertai gejala lain yang tidak biasa, disarankan untuk mencari bantuan medis untuk mengetahui kondisi medis atau neurologis yang mendasarinya.